Ambisi atau Ditugasi?

Pandangan kita, bangsa manusia di jaman sekarang ini banyak terbelah. Dalam hal materi maupun spirit. Baik cara mendapatkan, maupun mengamalkannya.

Pengalaman hidup yang dialami suatu bangsa. Ikut mewarnai bagaimana masyarakat bangsa itu memandang dirinya. Juga lingkungannya.

Jika dilihat secara sepintas, penguasaan terhadap teknologi dan penggunaan sumber daya alam tiap negara berbeda. Bukan semata karena perbedaan intelektual. Namun ada juga sisi kesempatan. Atau bisa dibilang “kebagian saat di atas”.

Sebuah peradaban yang sekarang “menguasai” sebagian besar dunia. Di waktu ke belakang tentu tak sama posisinya. Demikian juga yang sekarang di bawah, dulu adalah penguasa sebelumnya.

Negeri kita pun demikian adanya. Ada saat di mana kita begitu disegani. Walau kini posisinya berada di tengah. Tak menutup kemungkinan di masa mendatang peradaban dunia kita kembali bisa merengkuhnya.

Di sini perlu kiranya pemahaman menyeluruh terkait pencapaian itu. Haruskan dilakukan dengan ambisi? Ataukah keyakinan bahwa “memang waktunya” yang membuat kita bergerak bersama?

Tak ada pendapat yang bisa menjawab 100% memuaskan semua. Namun apa pun pandangan itu. Siapa pun tentu setuju. Bahwa sulit adanya perubahan terjadi. Jika hanya sampai di cita-cita saja. Tanpa ada usaha untuk merealisasikannya.

Maka mari kita gunakan segala daya. Agar kita mampu menyatukan tekad. Menyamakan tujuan. Membagi pekerjaan. Agar kebahagiaan, keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan bisa dirasakan bersama. Bukan dikuasai oleh segelintir orang saja.