25/04/2024
Uncategorized

Ada Perhatian

Spread the love

Seberapa besar peran kita di dunia? Apakah diri sendiri yang menentukan? Atau besarnya perhatian orang dengan apa yang kita lakukan?

Dari mana keyakinan diri timbul? Apakah karena adanya keanehan pada diri? Yang tidak ada pada yang lain? Apakah keanehan itu dicari sendiri? Ataukah ada dengan sendirinya?

Perlu ditanya juga apa yang menjadi tujuan hidup kita? Sebuah tujuan yang bisa menggambarkan pencapaian spirit kita? Adakah itu semata hanya ingin diakui orang lain? Ataukah dipersembahkan hanya untuk Tuhan?

Mengapa bisikan hati yang menjadi tujuan itu harus diwujudkan? Seberapa besar pengaruhnya untuk kebahagiaan kita? Atau orang-orang di sekitar kita? Setelah tercapai, Apakah kepuasan itu timbul dari kebanggaan? Ataukah kita merasa yakin Tuhan akan ridho dengan itu?

Jika kata hati yang menjadi impian besar itu dikalkulasi. Apakah kapasitas dan kapabilitas kita mampu mengerjakannya? Jika impian itu demikian besar, sedangkan kita tahu bahwa sarana dan prasarana diri “terlihat” tidak sepadan. Sakit hatikah kita kalau orang menyebutkan itu hanya sekedar angan-angan?

Kalau memang keyakinan diri sudah matang. Seberapa besarpun impian akan bisa diwujudkan. Baik karena “syarat dan ketentunannya” sudah terlihat lengkap. Maupun atas dasar bahwa tujuan itu bermanfaat buat sesama, sejalan dengan hukum alam, dan memenuhi standar untuk mendapat rahmat serta ridho Tuhan. Coba saja lakukan.

Tentu setelah itu akan ada tangggapan. Berupa respon dari lingkungan. Yang hidup maupun terlihat sebaliknya. Apakah mereka mengamini atas proposal kita itu?

Kenapa disebut proposal? Karena, bukankah apa yang mau diwujudkan itu masih baru berupa ide/gagasan? Yang harus disampaikan pada sesama yang akan bersama-sama kita menjadi subjek sekaligus objek untuk mewujudkan mimpi itu?

Kalau banyak yang mendukung, apakah hanya sekedar omongan? Ataukah sudah sampai pada bukti tindaka?

Kalau tidak ada yang merespon sama sekali? Apakah cara menyampaikan gagasan itu sudah layak? Apakah pendengar memiliki kapastias dan kapabilitas yang sama untuk memahami itu? Apakah mimpi itu sedemikian besar sehingga, bahkan untuk sekedar mengimajinasikanya pun perlu latar belakang yang mumpini. Apakah juga agama, budaya dan adat tidak bersebrangan dengan ide itu?

Itulah yang namanya ujian. Tantangan yang akan selalu ada dalam kehidupan. Bahkan jika kita tak memiliki mimpi sekali. Karena hidup adalah perjuangan. Yang layak untuk dimenangkan.

(Visited 14 times, 1 visits today)
Asep Ma'mun Muhaemin

Asep Ma'mun Muhaemin

Saya membuat situs jurnalismewarga.net ini dengan 1 visi 1 misi : Persatuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *