Memastikan Harga
Pernahkah kamu berkunjung ke suatu daerah, kemudian belanja dengan harga yang tak masuk akal?
Hampir sebagian besar orang mengalaminya. Bahkan ada yang sampai berkali-kali. Istilah umumnya jatuh di lobang yang sama. Walaupun daerahnya berbeda.
Masih bisa dianggap wajar kalau mengulang kesalahan di lain tempat. Sebab kalau belanja di tempat yang sama, kemudian harga tidak dipastikan lagi. Itu memory nya berarti perlu diupgrade.
Biasanya otak akan memberikan peringatan ulang. Jika suatu kejadian yang istimewa terjadi. Menyenangkan ataupun menyebalkan. Dan terperosok pada harga yang gak masuk akal, biasanya akan membekas di ingatan. Campuran antata rasa kesal, menyesal, bahkan marah. Perasaan seperti sudah tertipu.
Biasanya orang terlalu baik yang mengalami hal seperti ini. Karena ada rasa segan menanyakan harga lebih dulu. Kalau tidak, fikiran positif lebih dominan dalam fikirannya. Menganggap orang lain sama seperti dirinya. Sama baik maksudnya.
Padahal urusan duit nyatanya tidak demikian. Buktinya pejabat yang sudah kaya saja masih mau korupsi. Padahal yang dikorupsi uang rakyat. Rakyat yang untuk hidup saja sudah susah. Tapi susahnya orang kecil, mana mau diperhatikan pejabat jenis ini. Dalam fikirannya hanya kesenangan saja.
Terkait dengan orang yang melambungkan harga pada pengunjung yang tidak dikenal. Ini pun sepertinya sudah merasuk dan merata di tiap daerah. Walau hanya satu dua yang berulah. Tapi alangkah baiknya kita yang tidak mau menyesal. Menanyakan terlebih dahulu harga apapun yang akan kita beli. Tentu dengan cara yang baik-baik.
Jangan karena fikiran terlalu positif, atau rasa segan yang berlebih. Karena lapar langsung duduk dan memesan makanan saja. Tiba giliran bayar langsung lemas. Harusnya harga makanan paling mahal 100.000. Pas mau bayar dihargain 500.000. Kalau sudah begitu. Perut yang tadinya kenyang pun bisa-bisa kempes lagi.