14/02/2025
DiaryInspirasi

Mendeteksi Pengawasan

Spread the love

Menceritakan pengalaman sendiri kadang bisa lebih hidup. Artinya tak menebak atau berprasangka tanpa ukuran. Karena yang diceritakan sudah dilewati. Dan ujung dari cerita sebagai buah kejadian, adalah kenyataan.

Kita melakukan apa pun dalam keseharian. Baik terkoneksi langsung dengan kehidupan sekitar atau tidak. Ada masa di mana penilaian orang lain akan terendus. Sebagai cermin atas perbuatan yang sudah kita lakukan.

Dan lucunya: orang yang menilai kita kadang menyimpulkan hasil dari penglihatan parsial. Lebih tepatnya mengambil penilaian bukan dari keseluruhan peristiwa. Sehingga apa pun nilai yang kita perbuat (baik/buruk). Tergantung dari pengalaman penilai atas tindakan parsial yang kita lakukan.

Misalnya saja (ini bukan tentang penulis): karena dalam hati sang penilai, bahwa anggota DPR beberapa orang terendus gak kerja. Maka pada saat ada seorang anggota DPR menjadi tetangga rumahnya. Penilai yang serampangan menyimpulkan, akan menghakimi tetangganya serupa pada anggapan awal – – walaupun belum semua hal ia tau dari tetangga barunya itu.

Atau suatu ketika ia terkena razia kendaraan. Kemudian ia “bisa berdamai” dengan petugas. Pada saat ia kedatangan tetangga baru seorang aparat yang pekerjaanya “serupa” di lingkungannya. Dengan mudah ia menyimpulkan demikian juga. Padahal tak semua aparat melakukan hal yang sama.

Maka, damailah kita dengan kehidupan. Dengan prasangka-prasangka orang. Kita tidak bisa mengatur semua pikiran orang untuk positif pada semua yang kita lakukan.

Bahkan kita pun kadang melakukan hal yang sama pada orang lain. Yang bisa benar/tidak apa yang kita persangkakan itu

(Visited 11 times, 1 visits today)
Asep Ma'mun Muhaemin

Asep Ma'mun Muhaemin

Saya membuat situs jurnalismewarga.net ini dengan 1 visi 1 misi : Persatuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *