Ruang Kesendirian
Ada satu masa, di mana seseorang perlu sendiri. Ngobrol dengan dirinya sendiri.
Perjalanan kehidupan yang berat, bisa membawa pada kesendirian itu sebagai penyebabnya. Bisa karena keinginan sendiri, atau karena keadaan yang memaksa.
Bagi para pegiat spiritual, kadang itu sudah jadi kebutuhan. Para Nabi dan Rasul, atau para Waskita, Petapa hampir semuanya menemukan kebenaran, atau wahyu, pada saat kesendirian mereka. Dengan berbagai macam istilah kita menyebutnya.
Ada hal yang menarik dari berbagai sumber literasi, bahwa kesendirian kadang bisa menjadi pertanda kecerdasan seseorang. Terutama tentunya, seseorang yang memiliki kecerdasan lengkap: IQ, EQ, SQ, ESQ atau yg lainnya.
Dan jika seseorang sudah terbiasa, dalam keramaian pun kesendirian itu pun bisa ia rasakan. Karena saat sendiri, ia pun bisa merasakan keramaian. Ramai dengan obrolannya sendiri.
Saat seseorang bisa ngobrol sendiri, maka ia bisa jujur mengevaluasi pencapaian hidupnya. Atau bahkan mencari apa yg ingin dicapainya.
Karena saat bersama yang lain, kadang orang bahkan sungkan untuk sekedar memberi teguran. Padahal itu baik bagi yang diberi teguran. Namun anehnya, sekarang orang sulit menerima teguran, walau itu untuk kebaikan dirinya sendiri.