Selamat Hari Ibu, untuk Kalian Semua Wanita Agung di Dunia
Selamat Hari Ibu..!!! Untuk kalian wanita-wanita hebat di mana pun berada. Terutama orang-orang terdekatku: Ibu, Istri, Adik juga Nenek, Uwa, Bibi dari pihak Ayah juga Ibu, dari keluargaku maupun keluarga istriku, yang masih ada maupun yang sudah ada di sisiNya – – dan semua yang merasa jadi Ibu.
Mereka ini makhluk agung yang Allah ciptakan. Di rahimnya setiap manusia diwujudkan – – kecuali Nabi Adam yang langsung Allah ciptakan, dan Ibu kita semua Siti Hawa yang berasal dari tulang rusuk Nabi Adam menurut keterangan agama.
Keteguhan hati mereka begitu teruji. Sembilan bulan membawa beban di perut, tidur tak nyenyak berdiri pun tak tenang. Hanya karena rasa khawatir jabang bayi terganggu dalam perutnya.
Terlebih mereka yang ada permintaan istimewa dari Sang Bayi – – ngidam orang menyebutnya. Adakala permintaan berupa minat tak kasat mata itu begitu anehnya, bepergian beratus kilo hanya untuk memegang sesuatu, atau melihat sesuatu, atau memakan sesuatu. Jika tidak, sang Ayah yang harus mencarinya.
Setelah Sang Buah Hati lahir pun, tak kurang perjuangan menanti. Malam-malam terbangun kala mendengar bayi menangis meminta ASI. Siang hari pun pekerjaan Rumah Tangga yang lain menunggu diselesaikan.
Bertambah usia anak, lain pula perhatian dan tanggung jawab yang harus dilakukan. Sepertinya, tak ada waktu yang lepas dari perhatian mereka – – untuk anak-anaknya. Bahkan setelah Sang Anak sudah berumah tangga, punya anak yang sekaligus jadi cucunya, perhatian mereka tak pernah pudar.
Bahkan bisa jadi, perhatian mereka akan semakin besar. Bukan tak percaya anaknya bisa membawa diri, atau rasa takut berlebihan anaknya kena marabahaya. Tapi semua itu tak lepas dari besarnya cinta kasih mereka.
Maka sungguh heran jika ada anak yang sampai hati membenci ibunya. Atau tidak memperhatikannya, atau bahkan sampai ada yang menghilangkan nyawanya. Maha Suci Allah atas perbuatan makhlukNya yang seperti itu.
Saudara-saudaraku yang saat ini sedang ada dalam posisi tak baik hubungannya dengan Sang Ibu. Cobalah baca kembali nurani kita. Sedemikian besarkah ego kita, sehingga enggan berbaikan dengan Ibu sendiri?
Jika kesadaranmu sudah kembali, jangan ragu apalagi malu. Mintalah maaf atas segala kesalahanmu. Sebenci dan semarah apa pun seorang Ibu pada anaknya, ia akan luluh dengan pelukanmu, dengan permintaan maafmu – – apalagi dengan air mata penyesalanmu.
Sampaikanlah terima kasih atas apa pun yang telah Ibumu korbankan untukmu. Rasa maaf dan terima kasihmu pada Ibu, takkan mengurangi derajatmu di mata siapa pun. Bahkan akan menaikkannya. Bukankah engkau pun percaya Surga itu ada di telapak kaki Ibu?
Seandainya pun lupa bagaimana pengorbanan Ibu saat merawat dan mendidik kita, tinggal tengok samping kiri-kanan, depan-belakang rumah. Di sana bisa kita lihat tontonan yang live sepanjang dunia ini ada.
Di sana kita lihat keluarga-keluarga terutama Sang Ibu, begitu telaten mencurahkan energinya untuk perkembangan anak mereka. Anak-anak dari berbagai usia, dan dari berbagai kondisi fisik dan mentalnya.
Atau tak perlu jauh-jauh melihat, terutama bagi yang sudah menjadi Ibu. Bukankah kalian juga sudah mengalami beratnya peran sebagai Ibu? Tak perlu banyak yang dibaca dan diperbandingkan. Hayati saja semua itu. Lalu resapi, dan syukuri apa yang sudah ada di depan mata.
Kerjakanlah dengan ikhlas tanggung jawab itu. Niscaya, di saat kalian nanti sudah tiba waktunya menua. Anak-anakmu itu yang akan menjagamu, dengan Ikhlas pula. Mereka pun akan membela dan menjaga kehormatanmu dengan keringat dan darah mereka.
Tapi jika sekarang anak-anakmu engkau telantarkan? Apa yang akan engkau tunggu di usia tuamu nanti?
Siapa yang akan memberikan kebangganmu pada anak-anak yang berhasil dan sukses dengan hidupnya? Siapa yang akan mendoakanmu di alam kubur nanti? Yang doanya mampu meringankan beban-beban dosamu, dan bahkan membantumu masuk ke surgaNya dengan mudah..
Dan bagi teman-teman yang sudah demikian dekatnya dengan Sang Ibu. Pupuklah terus hati dan jiwa suci itu. Tak perlu menunggu pahala dan apa pun yang menghiasi amal baikmu itu. Karena semua itu akan otomatis engkau dapatkan. Yang perlu tetap diperhatikan adalah: bagaimana agar rasa cinta dan sayangmu pada Ibu, makin meneguhkan cinta dan sayangmu pada Sang Pencipta.
Dan meminta padaNya, agar hati baikmu itu tetap ada dalam ragamu sampai engkau tiada. Sampai nanti bersama-sama, bertemu dan bersamanya kembali di dalam Surga. Bersama seluruh keluarga, dan orang-orang tercinta.
Salam hormat, cinta dan kasih sayang dari anakmu.. Ibu..