Obrolan
A : “Umur kamu berapa?”
B : “15 tahun”
A : “Sudah baligh kamu?
B : “Sudah”
A : “Keluargamu banyak uang, cukup, kurang?”
B : “Cukup”
A : “Sekolah kamu negeri apa swasta?”
B : “Negeri”
A : “Apa cita-citamu?”
B : “Manusia bermanfaat”
A : “Bagus, tapi itu umum, bermanfaat sebagai apa?”
B : “Penjaga perdamaian”
A : “Tingkat apa?”
B : “Dunia”
A : “Kenapa punya cita-cita itu”
B : “Biar gak ada peperangan, gak ada permusuhan”
A : “Dari dulu, di dunia, orang bercita-cita seperti kamu banyak. Buktinya dunia masih perang terus, dengan apa kamu mewujudkan cita-cita itu?
B : “Kasih sayang”
A : “Maksud saya prosesnya?
B : “Selepas SMP saya harus mendapat SMA terbaik, aku harus menyelesaikan ujian dengan baik. Selesai SMA, kuliah jurusan HI. Di kampus terbaik. Menguasai berbagai macam bahasa. Memperbanyak koneksi. Dalam dan luar negeri”
A : “Itu keinginanmu? Atau orang tuamu? Atau orang yang berpengaruh dalam hidupmu”
B : “Keinginanku”
A : “Untuk dirimu, atau untuk siapa?”
B : “Untuk Tuhanku. Karena Shalatku, Ibadahku, Hidupku dan Matiku. Hanya untukNYA. Dan karenaNYA”