Selamat Menjalankan Ibadah Puasa 1443 H
Semoga Ramadhan kali ini, kita mendapat kebaikan dan hikmah yang lebih dari sebelum-sebelumnya.
Ada 1 kesadaran menyeruak dalam batin saya. Saat mengikuti shalat tarawih di malam pertama Ramadhan ini. Walaupun sebenarnya di tahun-tahun dulu pun saya pernah melihatnya. Namun tak begitu memperhatian detail.
Namun, kali ini toleransi yang seperti ini baru saya sadari nikmat kebersamaannya.
Hal ini saya tahu setelah shalat selesai 8 rakaat, ternyata sebagian jamaah ada yang mundur/pulang.
Tahun-tahun sebelumnya saya mengira karena itu anak-anak muda saja mungkin kecapekan. Tak terbersit di pemikiran bahwa di antara jamaah ternyata ada yang beda-beda pemahaman.
Saya baru ingat, bahwa di awal tadi pengurus ada yang menyampaikan maklumat beberapa hal. Termasuk di dalamnya untuk tetap menjaga persatuan dan toleransi. Walaupun di antara jamaah ada yang mulai puasa tgl 2 April, dan ada yang 3 April.
Ternyata dalam hal rakaat pun pengurus ikut menyampaikan saraannya. Dipersilahkan yang meyakini 8 rakaat untuk mundur dan shafnya diisi dengan yang melanjutkan 20 rakaat. Jika nanti saatnya tiba.
Karena pada dasarnya di Mesjid ini menjalankan tarawih 20+3 witir. Tapi ternyata banyak juga jamaah di sini yang 8+3. Dan mereka bisa bersama tarawih di 1 Mesjid yang sama.
Begitu istimewa.
Biasanya mesjid-mesjid ada yang jamaahnya untuk 1 mazhab saja (istilahnya). Mengkhususkan diri dan tak bercampur. Antara yang 20+3 dan 8+3.
Tapi di kota-kota besar, sepertinya kondisi saling memaklumi ini sudah tertata dengan baik. Dari dulu sebenarnya sudah seperti itu. Saling memahami dan menghargai keyakinan yang lain itu sudah pada menyadari.
Tapi kenapa beberapa tahun belakangan ini banyak terjadi bentrok antar pemahaman. Bahkan antara rakyat dan pemerintahnya.
Sepertinya memang benar ada yang coba-coba mengadu domba. Hendak mencerai-beraikan sesuatu yang sudah bersatu.
Dan ini harus kita waspadai bersama. Karena ini meyangkut masa depan kita. Juga anak-cucu di masa yang akan datang.