Yakin Terhadap Diri Sendiri, Sebagai Buah Keyakinan Kepada Tuhan
Keyakinan atas apa pun yang sudah melekat di dalam diri, sangat penting dimiliki siapa pun. Sebagai sarana untuk menghadapi berbagai peristiwa di alam dunia.
Jika tidak, maka biasanya mudah sekali jiwa terombang-ambing. Baik oleh godaan dari sesama manusia langsung, atau dari demikian sulitnya menghidupi diri maupun keluarga.
Respon terhadap apa pun yang dihadapi di keseharian, tentu berkaitan dengan apa yang sudah dimiliki dalam diri masing-masing kita. Baik berupa pengalaman, ilmu pengetahuan maupun kesadaran jiwa.
Makin banyak sumber-sumber bahan pertimbangan tadi dimiliki, maka akan semakin bijak seseorang dalam berperilaku. Maka semestinya, orang tua lebih bisa terkendali dalam bersikap dibanding anak muda – – walaupun itu bukan rumus baku.
Sebab sudah hal yang biasa kita temukan, seorang tua berperilaku bak anak kecil, dan sebaliknya seorang berusia muda tapi demikian dewasanya dia dalam bersikap. Tapi hal yang umum terjadi, ya umur biologis bersesuaian dengan umur psikologisnya.
Yang seringkali disesalkan adalah: begitu banyaknya seorang di level SD, tapi dengan pongahnya berani mengoreksi orang berlevel Profesor. Yang tidak pantas bukan keberanian mengkoreksinya, tapi kepatutan karena ketiadaan budinya.
Mengkoreksi sesuatu yang sudah jelas salah, tentu baik dan sangat diperlukan dalam keseharian. Hanya saja mengkoreksi suatu ilmu atau pengetahuan yang belum diketahuinya, itu adalah hal yang kurang pantas.
Seseorang yang berkeyakinan demikian tinggi terhadap dirinya, tentu berkolerasi dengan apa yang ia miliki. Saat apa pun yang ia hadapi, ia pernah mengalaminya. Atau setidaknya pernah mempelajarinya, dari ilmu formal maupun pengalaman hidup orang lain. Dengan demikian, ia bisa mengambil langkah yang bijak dan terukur.
Seorang yang sudah tau dan mengalami kemacetan di suatu rute jalan tiap hari, tentu ia akan mencoba rute lain. Sampai ia temukan rute yang terbaik menuju tempat yang sama.
Kalau seseorang sudah tau hal yang tidak layak dilakukan. Dan tahu juga akibatnya, kemudian masih juga berani melakukan – – ya itu kesadarannya berarti sudah rusak.
Outstanding, superb effort
wow, amazing
nice content!nice history!! boba 😀