19/02/2025
Uncategorized

Segala Pengorbanan

Spread the love

Apa yang telah kita korbankan untuk kehidupan? Seberapa besar efeknya?

Hati kita tentu bisa menjawab. Karena ia tak pernah bohong. Baik kepada orang lain. Terlebih pada diri sendiri.

Apa jadinya negeri ini? Jika di antara para pejuang dulu. Ada yang tidak bersedia mengorbankan nyawanya? Mungkinkah kita ada?

Atau kita lebih jauh bertanya. Bagaimana kalau para pahlawan itu. Tidak ada yang mau jadi prajurit. Semua mau jadi pemimpin?

Kesediaan untuk tidak disebut komandan. Adalah salah satu bentuk pengorbanan. Mungkin di antara pejuang pun tahu. Dengan tidaknya menjadi komandan, maka kemungkinan ia ditulis di Buku Sejarah Perjuangan Bangsa pun ikut sirna.

Lantas kenapa mereka masih mau mengorbankan nyawa? Jika hal paling berharga itu hilang pun tak berbuah, walau sekedar sebuah ukiran nama?

Itulah buah cinta mereka. Harapan pada terbentuknya tanah air menjadi sebuah bangsa dan negara. Agar kemerdekaannya bisa menyediakan kehidupan surga. Untuk anak-cucunya kelak – – yaitu kita dan seterusnya.

Hari ini. Mungkin mental demikian itu sudah banyak pupus. Yang tersisa adalah keinginan. Untuk menikmati segala jerih payah, saat itu juga.

Bila perlu sumber daya semua dihabiskan. Tanpa memikirkan bagaimana generasi mendatang hidup tanpa pegangan. Atau ada juga yang sempat berfikir untuk melestarikan alam. Tapi kalah oleh bepentingan kaum kapital yang merajalela.

Yaitu bangsa luar yang menjajah dalam rupa yang berbeda. Mereka investasi di mana-mana. Mengeruk segala sumber daya. Dengan keuntungan lebih banyak pada mereka.

Atau pura-pura memberi bantuan. Tapi dalam bentuk “utang”. Yang jika kita tak sanggup membayarnya. Aset negara pun hilang dengan mudahnya.

Utang riba itu berapa pun ukurannya. Tetaplah diperangi Tuhan. Lebih banyak rakyat tak jadi sejahtera karena Sang Riba. Dibanding mereka yang berhasil karenanya.

Tak banyak beda perseorangan dengan negara. Yang beda hanya banyaknya orang saja. Jika rakyat yang pintar pun kepeleset walaupun ia memikirkan sendiri untung ruginya. Lantas negara siapa yang bertanggungjawab? Sedangkan banyak kepala berkepentingan pada setiap kali pemerintahan berganti penguasa.

Akhirnya rakyat kecil pun kembali tak berdaya. Pengorbanan nyawa pahlawan itu ternyata baru menghasilkan seuah bentuk negara merdeka saja. Sedangkan kesejahteraan baru dirasakan oleh mereka. Yang modal kekayaannya sudah ditanam dalam setiap aliran darah kita.

Jadi kapan kita sejahtera dan bahagia bersama-sama?

Selamat Hari Raya Idul Adha 1443 H / 2022 M. Semoga hari kurban menjadikan kita lebih baik lagi. Aamiiin 🤲

(Visited 24 times, 1 visits today)
Asep Ma'mun Muhaemin

Asep Ma'mun Muhaemin

Saya membuat situs jurnalismewarga.net ini dengan 1 visi 1 misi : Persatuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *